Nanam Hutan bukan Nanam Kecambah, Pak Hakim

Menanggapi sedikit pemberitaan yang sedang hangat-hangat kopi susu hari ini terkait keputusan seorang hakim yang membebaskan sebuah perusahaan besar yang diduga merupakan pihak yang bertanggungjawab atas terjadinya kebakaran hutan yang terjadi di Palembang. 
Lucunya, kata-kata mutiara dari sang hakim yang tengah menjadi bahan ejekan bagi para masyarakat di social media. 
Hakim tersebut mengatakan bahwa Hutan yang dibakar nantinya bisa ditanami kembali. Alangkah sederhananya pemikiran hakim tersebut, seharusnya sebelum berbicara apalagi yang menyangkut nasib hidup orang banyak perlu dipikirkan secara lebih dari matang. 
Jika dipandang dari sudut pandang lingkungan, sungguh ironis dampak dari pembakaran hutan seluas 20.000 hektar tersebut. 
Dampaknya tidak hanya bagi manusia tetapi juga bagi makhluk hidup yang mungkin merasakan duka yang lebih mendalam daripada kita. Hutan juga merupakan sebuah rumah bahkan rumah dengan skala yang sangat besar, tempat keanekaragaman hayati tinggal.  
Menilai dampak dari kebakaran hutan butuh mental yang kuat karena akan melihat betapa ironisnya dampak yang ditimbulkan dan tentu saja lebih banyak negatifnya.
Bicara soal penanaman kembali hutan yang dibakar, bukan perkara mudah dan sesederhana menanam kacang hijau yang esok harinya berubah menjadi kecambah. Apalagi kalau dibarengi dengan tujuan yang sudah bercabang-cabang dari pihak yang melakukan penanaman.
Tuhan menganugerahi kita alam yang begitu kaya, selain itu juga untuk menopang kehidupan manusia dengan menyuplai kebutuhan oksigen. Ibarat peternak yang memiliki sapi yang gemuk dan sehat menghasilkan susu yang banyak, kemudian tiba-tiba saja dibakar. So ? Mungkin solusi dari Pak Hakim, sapi itu tidak apa-apa dibakar nanti bisa beli anak sapi yang baru :)
Entah, kejadian seperti ini harus disampaikan kepada siapa sedang palu sudah berbunyi. Semoga saja ada titik cerah keadilan dari kejadian ini dan tidak akan terjadi di lain tempat dan lain waktu.
Sekian curahan pikiran seorang mahasiswa yang masih belia dan belum cukup ilmu. Saya menulis ini hanya sekedar ingin berpendapat dan berdiskusi. Tidak ada maksud untuk menyudutkan pihak manapun.
Terima kasih.

No comments:

Post a Comment

Blog Archive